Friday 22 November 2013

Pelajaran Sejarah Untuk SD Yang Harusnya di Terapkan

Sejarah perjuangan bangsa harus diketahui setiap generasi penerus bangsa sejak dini. Para siswa sekolah dasar (SD) kelas kecil (kelas 1-3) seharusnya sudah mendapatkan mata pelajaran sejarah bangsa.
Pemberian materi pelajaran sejarah bangsa sejak belia dipastikan dapat menumbuhkan semangat nasionalisme sejak dini.
“Anak SD mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Otak mereka sedang berkembang pesat. Pengetahuan tentang sejarah bangsa akan menumbuhkan akar bagi semangat nasionalismenya,” tutur Sejarawan Amin Rahayu kepada SH, Senin (7/10).
Dikatakannya, materi pelajaran sejarah untuk siswa SD tidak perlu yang berat-berat. Pelajaran sejarah cukup membahas peristiwa-peristiwa khusus atau puncak-puncak saja, misalnya terkait hari kemerdekaan dan sumpah pemuda.
Sejarah yang kontroversial seperti Gerakan 30 September, kata Amin, sebaiknya tidak diberikan. “Jangan sejarah yang kontroversial. Sebaiknya yang lebih bersifat epos atau kepahlawanan,” tutur Amin.
Menurutnya, walaupun bersifat epos, pelajaran sejarah untuk anak SD harus bersumber dari dokumen dan berdasarkan realitas atau fakta yang benar.
Tidak semua fakta harus diajarkan kepada siswa karena mereka bisa mempelajari lebih lanjut saat masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. “Seandainya ada data yang ternyata salah, data itu toh bisa dikoreksi lebih detail saat siswa masuk perguruan tinggi,” tutur Amin.
Amin menekankan, pelajaran sejarah untuk anak SD harus dikuatkan dengan menambahkan nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, serta cinta dan bangga kepada masyarakat sendiri.
Supaya siswa mampu menyerap nilai-nilai tersebut, penyampaian materi sejarah untuk siswa SD dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti menonton film dokumenter, atau berjalan-jalan ke museum.
Selain dapat meningkatkan semangat kebangsaan, pelajaran sejarah harus bisa menanamkan semangat kemandirian dan religiusitas para siswa. Oleh karena itu, selain film sejarah, saran Amin, siswa bisa diajak menonton film-film yang menginspirasi dan menumbuhkan semangat nasionalisme, seperti Garuda di Dadaku, Cita-cita Setinggi Tanah, dan Lakskar Pelangi.
Kurikulum Baru
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Kapuskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Ramon Mohandas mengatakan, kurikulum 2013 memungkinkan siswa SD dapat mempelajari sejarah dengan cara yang menyenangkan. Para siswa bisa diajak mengunjungi museum untuk mengamati benda-benda dan tempat-tempat bersejarah, seperti bendera pusaka, tugu proklamasi, atau monumen nasional.
“Kurikulum sekarang mendorong anak melakukan pengamatan. Ini akan menumbuhkan rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya,” tutur Ramon. Muatan sejarah bisa dimasukkan dalam pembelajaran siswa SD dengan mengajak mereka mengunjungi tempat bersejarah atau museum.
Menanggapi keluhan orang tua siswa soal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terlalu teknis untuk kelas 2 SD, Ramon mengatakan, kelas 2 tahun ini memang belum mengikuti kurikulum 2013. Materi pelajaran yang tidak perlu, seperti struktur kepengurusan desa, pembuatan kartu tanda penduduk, tidak akan dimasukkan ke kurikulum baru.
Ramon mengatakan, materi pelajaran menjadi salah satu yang direvisi dalam kurikulum baru. Kurikulum SD (kelas 1 dan 2) tidak secara khusus mencantumkan pelajaran sejarah, tetapi guru dapat menyinggung hal-hal terkait sejarah dalam proses belajar, misalnya dengan mengunjungi museum.
Ia mengatakan siswa yang sekarang kelas 2, baru bisa mengikuti kurikulum baru pada 2015. “Sekarang, siswa SD yang mengikuti kurikulum baru hanya kelas 1 dan 4, tahun depan kelas 1,2,4,5. Tahun 2015, semua kelas dari kelas 1-6, direncanakan telah mengikuti kurikulum baru,” tuturnya.
Ramon mengatakan, selain kelas 1 dan 4, saat ini siswa masih menggunakan buku-buku dari kurikulum lama. Tak mengherankan, bila hingga saat ini masih ada pelajaran yang terlalu teknis untuk siswa kelas 2 SD karena mereka belum mengikuti kurikulum baru.

No comments:

Post a Comment